Pages

Search This Blog

Sunday, January 19, 2014

Masa lalu? Fuh fuhh *tiup*

Di pagi berhujan ini enaknya ngomongin yang lope-lope deh. Barusan saya baca salah satu trit di kaskus tentang seorang cewe yang ga bisa ngelupain cinta pertamanya, bahkan saat udah menikah sekalipun. Dengan bahasa yang sedikit mendayu, dia bercerita tentang kesedihan dia sewaktu kenangan masa lalu sekelebat hadir. Yang ada di otak saya? Hmm. Kasihan suaminya.

How about me? Saya sendiri justru bingung, cinta pertama itu apa sih? Apa saat pertama kali kita sekedar naksir lawan jenis. Kalo itu, berarti waktu saya kelas 2 SD. Atau saat pertama kali pacaran? Kalo itu SMP kelas 3. Atau mungkin pertama kali pacaran serius yang bukan sekedar cinta monyet? Itu mungkin lebih dari 5 tahun yang lalu, lupa tepatnya kapan. Gatau deh. Tapi dari sekian, entah kenapa ga pernah sekalipun dalam diri saya terbayang-bayang apapun itu. Yah, kalo sekedar inget, "Oh aku pernah kesini sama orang itu." Wajar lah. Sekedar inget, ga lebih. Sama kaya halnya kamu pernah ke suatu tempat sama temen lalu ke tempat itu lagi dan inget, "Oh iya aku pernah kesini sama si anu, si itu." That's all.

Menurut saya, ga penting cinta pertama. Yang penting buat saya adalah cinta terakhir. Orang kadang terlalu berlebihan memperlakukan masa lalu. Sebenernya ga ada alasan yang tepat selain GAGAL MOVE ON. Hehe. Hanya saja orang selalu beralasan cinta pertama itu pengalaman pertama, cinta pertama itu paling berkesan, susah dilupakan, banyak kenangan. Masa? Susah dilupakan atau ga mau melupakan? Paling berkesan? Lalu orang yang bersamamu sekarang tidak lebih berkesan? Kasihan ya yang menemanimu sekarang. Sungguh bodoh. Kalo buat saya, cinta terakhir sayalah yang paling berkesan, siapa yang bersama saya SEKARANG. Dia lah yang paling berkesan. Saya ga habis pikir si cewe tadi, di saat tidur dengan suaminya tapi pikirannya melayang ke cinta pertamanya. Hihi. Ga bisa kah cewe itu menghargai seseorang yang bersama dia sekarang. "Suamiku ga tau lah. Ga semua hal harus diceritakan. Biar aku aja yang tau. Itu cara aku menghargainya" Oh ya. Menghargai dalam ketidaktahuannya? Lucu. Tidak penting dia tau atau tidak, yang pasti hatimu tidak hanya untuk suamimu. That's the point. Saya pernah kepo-kepo dan nemu sesuatu yang bikin saya terbelalak dan sakit. Memang, seseorang bilang, "Salah sendiri kepo. Kalo kamu ga kepo, kamu ga akan nemu itu dan ga akan sesakit ini." Jadi saya ga boleh kepo dan harus menutup mata? Pura-pura ga tau demi semua baik-baik saja? Ah, dengan atau tidak saya kepo, orang itu faktanya begitu. Bedanya, versi ketahuan dan versi ga ketahuan. Sama aja dan saya lebih memilih versi ketahuan haha. Saya lebih memilih sakit menghadapi kebenaran daripada dibahagiakan dengan kebohongan. Atau bahagia karena ga mau tau kebenaran.

Kalo memang cinta pertama itu susah dilupakan, kenapa saya bisa? Dan banyak orang lain juga bisa. Berarti masalah bukan karena cinta pertamanya, tapi mau atau ga seseorang melupakannya. Bukan buat diri sendiri saja, juga buat pasangan kelak. Menurut saya sih, ga perlu terburu-buru menjalin hubungan yang baru kalo cinta-cinta sebelomnya masih belom lepas dari hati dan pikiran. Itu permasalahan diri sendiri yang harus diselesaikan oleh diri sendiri juga tanpa harus melibatkan pasangan yang baru. Tanpa harus mengiba pengertian pasangan yang baru soal cinta pertama yang sulit dilupakan. Bahkan sebelom menjalin hubungan yang baru, permasalahan itu harusnya udah SELESAI terlebih dahulu.
< >