Pages

Search This Blog

Tuesday, August 26, 2014

I D I O C R A C Y

Berawal dari postingan si Syakur di facebook (baca : pacebo'ok) yang ngeshare link ini http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/531729-bayar-us-200-ribu--mereka-percaya-bisa-hidup-lagi.

Kalo males ngeklik, singkatnya itu tentang orang yang dibekukan alias diawetkan lalu dihidupkan kembali 50 tahun kemudian. Sebenernya kurang jelas sih apa yang dibekukan itu jenazah, atau orang hidup yang hanya 'ditidurkan' lalu dibangunkan 50 tahun kemudian. Tapi banyak komentar negatif yang agak-agak emosional gitu deh. Begitulah orang Indonesia, suka reaktif. Kalo mati trus dihidupkan lagi ya saya setuju sama yang ngamuk-ngamuk itu. Orang mati mana bisa hidup lagi, ruhnya udah dicabut. Ya bisa hidup lagi ntar di Padang Mahsyar haha. Tapi kalo ditidurkan doang, bukan mati? Wallahu a'lam. Jadi inget kisah Ashabul Kahfi. Kalo dengan teknologi jaman sekarang bisa bikin yang kaya gitu ya hebat. Asal ga keblinger aja sama teknologi kalian itu.

Sebenernya saya cuma keingetan sama salah satu film lama gara-gara berita itu. Judulnya IDIOCRACY. Ini film underrated dan mungkin ga terkenal, padahal ide ceritanya bagus dan sarat pesan moral. Genrenya commedy science fiction. Banyak adegan yang konyol dan ga masuk akal sih. Tapi lupakan. It's just a 'popcorn movie', ga usah terlalu serius nontonnya.

 
Film ini bercerita tentang kebodohan di masa depan. Ya, kita terlalu banyak disuguhi film-film yang memberikan bayangan masa depan dengan teknologi super canggih. Tapi film ini beda. Idiocracy menceritakan masa depan dengan gambaran yang suram. Manusia-manusia yang bodoh, kerusakan lingkungan seperti polusi, gundukan sampah dimana-mana, jalanan yang rusak, kemarau panjang, kekeringan, juga kriminalitas dan seks bebas, dll. Jadi jangan harap ada pesawat dronik UAV atau robot tank ala Terminator di film ini haha.

Adalah Joe, seorang pustakawan tentara Amerika yang IQ nya agak nganu hehe. Pada saat itu militer Amerika sedang melakukan eksperimen menidurkan orang dalam waktu yang sangat lama. Hal itu dimaksudkan untuk menyimpan tentara dan pilot terbaik di masa damai dan dibangunkan lagi saat perang tiba. Dan Joe dipakai sebagai kelinci percobaan, ditemani seorang lainnya yaitu cewek pelacur jalanan. Tak disangka, perusahaan yang menangani eksperimen itu terlibat skandal, lalu bubar dan bangunannya dihancurkan. Mereka juga melupakan orang yang tertidur dalam peti itu, yang akhirnya malah membuatnya terlambat bangun hingga 500 tahun.

Ini film lucu, konyol, kocak abis, sukses bikin saya ngakak-ngakak sendiri di depan tv. Kalo perlu kalian pemanasan perut dulu lah biar ga kram gara-gara kebanyakan ketawa. Konyol banget liat manusia-manusia tolol di masa depan yang bahkan kesulitan menjawab soal 1+1, yang ga tau kalo tanaman bisa tumbuh subur dengan hanya disiram aer, dll. Apalagi presiden Amerika berkulit hitam yang punya prestasi juara dunia gulat bebas sekaligus bintang bokep yang sukses wakakakaka bangkeeee. Maka ga heran Joe yang di masa lalunya tergolong rata-rata, di masa depan bisa jadi orang paling cerdas sedunia. Saking cerdasnya dia diangkat menjadi presiden Amerika menggantikan si raja bokep hihi. Sedangkan cewe pelacur yang bersamanya sejak jadi kelinci percobaan, diangkat sebagai ibu negara. Anak-anak mereka pun tumbuh menjadi anak paling cerdas sedunia. Kocak sumpah ceritanya.

Sekonyol apapun Idiocracy, sebanyak apapun unsur XXX di dalamnya, sebenernya ada pesan moral yang terang benderang. Bahwa orang-orang masa sekarang harusnya memanfaatkan SDA dengan bijak supaya anak cucu kita kelak lebih terjamin masa depannya. Jangan sampai mereka ngerasain persoalan yang kompleks seperti di film Idiocracy ya..amit-amit *ketok meja 3 kali*

Monday, August 25, 2014

Menulis Itu Susah!

Menulis itu susah. Boong kalo ada yang bilang mudah. Iya mudah bagi mereka yang pintar nulis hehe. Nah buat saya yang nubitol ini, ngehasilin tulisan yang WOW itu masih syuyahh bro!

Kalo menulis itu mudah, pasti semua bisa dong. Kalo semua bisa nulis, buku-buku dan novel-novel best seller itu bukan sesuatu yang istimewa dong? Ah, buat saya menulis itu susah. Makanya itu perlu dipelajari dan banyak membaca. Makanya itu ada karya-karya spektakuler yang belum tentu semua orang bisa bikin. Daya imajinasi tiap orang itu kan beda-beda, pengetahuan kosakata tiap orang juga beda-beda, apalagi kemampuan buat memilih diksi yang tepat biar pembaca lebih errrgh. Kalo udah gitu, ga cukup buat belajar teknik menulis doang, pengetahuan juga penting banget, apalagi membiasakan diri menulis.

Dulu waktu SMP saya seneng banget baca novel terjemahan. Trus saya ikut-ikutan mau bikin novel juga. Setting yang saya pake di luar negeri hahaha. Gaya bahasa juga semi baku ala terjemahan gitu. Temen saya yang hobi nulis pun ikut-ikutan nulis pake gaya bahasa ala-ala terjemahan dan setting luar negeri juga. Bedanya, dia lebih jago nulis daripada saya yang kebiasaan mandek di tengah jalan. Novel dia selesai duluan dan dibaca temen-temen sekelas. Saya pun ikutan baca dan emang tulisan dia bagusss banget. Akhirnya novel dia sampai ke tangan Guru Bahasa Indonesia setelah direkomendasiin salah seorang temen. Bapak Guru ga berkomentar banyak. Beliau cuma membolak-balik tanpa membacanya full, "Ini ceritanya di California? Udah pernah kesana memang? Kalo belum coba lokasinya di sekitaran sini dulu aja." Deg! Tulisan dia yang dikritik, saya yang kesindir.

Itu salah satu yang saya maksud. Pengetahuan. Dulu saya seneng nulis cerpen yang jarang atau ga pernah sama sekali nyantumin dimana dan kapan kejadiannya. Yah kan cuma cerpen anak sekolahan gitu loh hihi. Sekarang saya udah sadar pentingnya itu. Karena entah kenapa tiap saya ngetik selalu ada dorongan buat mendeskripsikan suasana secara jujur apa adanya dan detail, yang bisa dirasakan lebih dari dua indera. Percaya atau ga, waktu semangat-semangatnya nulis buat ikutan lomba cerpen, saya sampai dateng ke suatu tempat buat sekedar mengamati sekitar. Nah itu bakal jadi bahan buat ngedeskripsiin settingnya. Haha apa cuma saya yang sepertinya 'ga waras' gini?

Tapi ga perlu segitunya juga sih kalo ga mau capek-capek. Seandainya punya referensi yang lengkap juga boleh dipake. Misal tentang suatu lokasi dan detail-detail tempatnya ada di internet atau buku, boleh dipake. Tapi buat saya sih lebih enak referensi itu dari pengalaman pribadi. Setting yang dipake dari lokasi yang emang pernah dilihat dan dirasain secara langsung. Bukan dari tulisan atau sekedar gambar. Karena buat saya kamera terbaik itu mata kita. Itu lah kenapa terkadang sinar bulan lebih indah bila dilihat dengan mata telanjang, bukan setelah kamu jepret (emaap OOT hihi )

FYI, setting itu ga mulu-mulu soal lokasi dan waktu. Kalo kamu pernah mengidentifikasi karakteristik suatu kawasan, ada yang namanya faktor fisik dan faktor non fisik. Nah faktor non fisik itu lah yang saya maksud hehe. Semacem kultur, kebiasaan, karakter orang-orang di suatu tempat. Misal kita ambil lokasi di luar negeri dengan karakter masyarakatnya yang (mungkin) cuek dan ga suka ngurusin orang lain. Kalo kaya gitu kan ga mungkin bikin adegan ibu-ibu lagi ngrumpi di teras. Ya gak? Itulah kenapa guru SMP saya waktu itu nganjurin pilih lokasi yang deket aja. Karena di cerita temen saya itu cuma dijelaskan di awal kalo si pelaku tinggal di California, tanpa ada deskripsi California itu seperti apa. Ga ada adegan yang membuat kita berfantasi seolah juga berada di TKP. Apa nama jalannya, kondisi jalannya, di pertigaan ada apa aja, bentuk bangunannya kaya gimana, penjelasan ruangan dalam rumah waktu beraktivitas, dll. Padahal deskripsi yang detail itu membuat cerita lebih hidup. Apalagi kalo apa adanya sesuai dengan kondisi real, bakal lebih natural, ga dibuat-buat, dan pastinya ga berlebihan.

Ahhh kalo udah begini, masa iya sih masih bilang menulis itu mudah? Saya kasihan sama penulis-penulis terkenal yang bukunya nampang di tumpukan paling depan toko buku. Tegakah kalian bilang bikin tulisan kaya gitu itu mudah?

---

Btw, yang saya tulis di atas khusus buat story aja. Lainnya saya kurang paham, apalagi masalah puisi. Saya masih kebingungan baca tulisan orang galau yang demen manggil-manggil burung, langit, bintang, bulan, senja, laut, dan kawan-kawannya. Ga paham saya hahaha.

---

Bonus quote :
"Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah." (Pramoedya Ananta Toer)

Friday, August 22, 2014

Friendship between a man and a woman. Can there be?

This topic is already written by me on Kaskus. You can go HERE for the thread.

So, can there be friendship between a man and a woman? I'm sorry I will answer this question in the beginning, very early. IT'S A BIG NO. I never believe in a relationship between a man and a woman that you guys always call as 'friendship'. There must be something special behind it. The pure friendship is just between woman and another woman, or a man with another man.

Don't tell me a lie guysss when you are too close to someone who is not in the same gender, and nothing happens. It can't be friends without anything 'weird', you know. I don't really say that they have something as a purpose to be boy and girlfriends. No, it's not like that. Most of them don't think to love one another first. The 'weird' thing comes slowly that they don't realize. And when the second they realize, what will happen? The chances are stay, leave, and quiet. But the 'friendship' is like a game. Easy to play. But do you think that people (especially men) will push away when they get bonus and jump to the next level? I don't think so, maam.

Let me explain you why..

I believe that God has a reason when He created men and women. Yes, men and women are fated to attract each other. Whether they'll be mates or not, that's another question and problem. The problem we're talking about is that they attract each other, or one of them attracts the other. Declared or not, admitted or not.

I read many denials on my thread. "No, we can be friends till now" or "We've been best friends for blahblahblah years and I have no such a feeling to him/her" or something like that. Well, as I said before, the attraction can be declared or not, admitted or not. And there will always be an option "quiet". So when you prove, "I have no such a feeling called as love", have you ever asked your best friend? Does he/she feel the same like you do? And then when you say, "We can be friends till now." Yes of course. The friendship is still going on. I didn't say that falling in love makes you both such an enemy. Haha. There are three chances I said before : stay, leave, quiet. "Leave" doesn't mean you go leave your best friend. No noo nooo. It means you try hard to leave what you feel inside and forget a willing to be together as mates. You do it for the sake of your friendship. Get it? :)

And the other chance that makes your friendship be till now is "quiet". It can be done by one of two or both. It's the same as "leave" that you also do it for the sake of your friendship. Hold on your friendship. Stand up for your friendship. Everything is for your friendship.

According to what I watch closely around me, men have attraction more than woman when they are in a friendship. You may call it superficial hehe. I can understand it because men usually choose an attractive woman as their best friend, whereas women are making friendship because of one thing which is pleasure. Where women feel comfy to a person, that's where they can be really close as best friends. They don't really care about the handsomeness, attraction, like and dislike - ness, whatever..

Alhamdulillah disangka penipu (lagi)

Saya masih inget beberapa bulan lalu ada akun nubi di kaskus mewek2 di lounge gegara dilempar bata sama orang ga dikenal. Dan parahnya lagi orang yang ga dikenal itu cuman ngetes alias coba2 ngebata orang, kan dianya abis ISO gitu ceritanya. Asli ga penting banget yaa hahaha. Mana ada pesennya lagi, "makan tuh bata!" Ckckck. Nah si nubi minta dilempar cendol sama kaskuser yang lain biar reputasinya ga merah lagi. Yah minimal abu lah. Katanya, dia baru bikin id buat jualan di FJB. Kok tega bener ya. Orang mau usaha cari duit reputasinya dimerahin biar calon customernya ga percaya :(

Di akhir trit dia bilang, yang namanya usaha halal emang kadang ada cobaannya. Dari orang2 yang mungkin iri, takut tersaingi, ga suka, dll. That's totally correct, maaan! \m/

Seengganya itu yang saya alami barusan, beberapa jam yang lalu. Dan ga tau kenapa saya langsung keinget omongan si TS kalo yang namanya usaha kadang emang ada cobaannya. Contohnya, dikira mau nipu atau dituduh penipu. Emang sih bukan masalah besar. Buat saya juga bukan kali pertama yang kaya begini. Tapi cukup ngebikin 'Deg!'.

Ini nih kronologinya. TKP : group saya di BBM. Ada customer mau order baju di saya tapi ybs ragu apa saya penipu atau bukan. Eh ada customer lain yang nimpalin kalo olshop saya bakal nipu juga. Yah beginilah kalo ada satu-dua kasus, yang lain yang ga kenapa2 jadi kena imbasnya juga. Orang yang bilang olshop = penipu itu ibarat orang yang bilang facebooker = tukang culik+pemerkosa anak orang. Padahal...eng ing eng.. 

 
 

Untung deh saya dibelain sama customer lain yang pinter-pinter hihihi. Here they are..

  
 

Dan yang lebih pinter lagi, si customer yang mau order tadi ternyata inisiatif gugling olshop saya. Ketemulah fanpage, whatsapp and the bra and the breee.. Alhamdulillah, akhirnya dia percaya dan jadi beli :)


Hihi ga ada tipu-tipu di kamus saya. Barang pasti nyampe. Kalo ga nyampe pasti saya refund duitnya 100%. You have my words!

Huahhh. Kalo ditanya, "Ini nipu atau ga?" sih lumayan sering. Pertanyaan standar lah itu. Tapi kalo yang bener-bener dituduh nipu sampe adu jempol mulut, jarang. Yang jelas ini bukan yang pertama kali haha. Untung kali ini saya udah bisa menguasai diri daripada dulu yang sempet ngeladenin customer yang udah kaing2. Tau penyebab marahnya apa? Barang blom sampe padahal dia mau mudik. So what's the problem? I don't have any business with your 'poelangkampoeng'. Salah sendiri order barang mepet pas mau mudik. Udah tau JNE juga suka ngaret kalo menjelang lebaran. Padahal bisa minta resi baik2, ga usah pake, "DASAR OLSHOP GA BECUS! MANA RESINYA..PENIPU YA LOOO?!!" Yah begitulah customer, kadang2 ada yang posesif banget padahal suruh nungguin beberapa menit doang. Mana udah dikasi resi masih bilang, "HEHH NGASI RESI YANG BENER DONGG BEGOK!" Dan ternyata ybs ga ngerti gimana caranya ngecek resi. Hiks hiks syuram sodara-sodara.

Ada juga yang baru invite, tiba2 ngechat komplain kenapa barangnya ga nyampe2. What? Padahal waktu itu saya lagi closed lumayan lama, ga ada aktivitas order-orderan. Nah lo. Itu dia yang ketipu olshop lain yang mengatasnamakan olshop saya atau emang dianya yang mau nipu saya? Hmm.

Yah tapi itu lah seninya jualan. Juga emang customer itu tipenya macem2. Yang saya inget cuma pesen temen sesama seller. Kalo ada customer marah jangan ikutan marah, udah itu aja hehe.

Yeah.. It's easy to judge people indeed, especially if we don't know much them. So don't judge what you don't understand. Don't judge, don't judge, don't judge, you may be wrong.

Tuesday, August 19, 2014

Mampus Loh Chef Juna! Haha

Kemaren saya masak telor ceplok balado. Resep nyontek dari internet, masih belajar. Disana tertulis lengkuas 3cm. Awalnya sih salah ambil kunir. Untung saya berguru sama Tias via BBM, nanyain mana yang namanya lengkuas. "Hadohh itu kunir." Saya ambil lagi yang lain. "Weleh itu jaheee." Akhirnya setelah dikasi tau kalo lengkuas itu bentuknya seperti potongan kayu, saya ambil yang paling besar. "Ini?" Dia jawab, "Naah." Segera saya ukur kira-kira 3cm lalu saya potong, masuk ke cobek. Ulek ulek ulek, yihaa! Bumbu halus masuk ke wajan, tumis deh. Masukin telor ceplok. Jadilah telor ceplok balado ala saya. Rasanya? Masya Allah getaaaaar kebanyakan lengkuas. Kata Tias, kalo ngasi lengkuas cukup 1cm aja. Lah saya 3cm. Pantesan getar banget. Jadi kalo Zarry Hendrik bilang, "Hari ini aku geletar." Saya, "Hari ini pipiku geletaaaar."

Baiklah, hari pertama memasak gagal. Menu hari kedua, sayur asem request Papa. Ga boleh gagal lagi. Dan saya mulai search di internet. Lagi-lagi selain berguru sama paman gugel, saya juga bimbingan alias asistensi (alah) sama suhu Tias via BBM. Katanya mending beli bumbu racikan aja daripada repot. Istilah game nya sih ngecheat kalo pake bumbu racik. Akhirnya saya ikuti saran Tias, beli bumbu racik Indofood sayur asem di Alfamart. Ga lupa saya angkut juga tuh Magic Lezat Indofood gara-gara ada promo beli 1 gratis 1 hihi. Dan kali ini sayur asem saya enak dong. Ehem *angkat kerah* Apalagi waktu Papa pulang langsung ambil piring dan nyobain masakan saya. Beliau bilang, "Bisa masak gini kok ternyata. Rasanya juga enak." Haha mampus loh Chef Juna sekarang punya saingan berat. Pasti dia langsung minder kalo nyobain masakan saya..pensiun jadi chef trus ganti profesi jadi sopir angkot! Haha.

Hokehh. Menu besok, tumis jamur cabe ijo. Udah saya beli tadi jamur tiramnya, dan sekarang lagi tergeletak ga bernyawa di kulkas. Bumbunya gampang, kali ini saya ga akan ngecheat apalagi berguru ke Tias. I'll do it by my self with all my best. \m/

Buat jamur di kulkas : Wait me babeee..be delicious yah besok :*

Monday, August 11, 2014

Finally, Ela Skincare

Siang itu saya lagi tiduran, siap buat peeling. Mbak-mbak terapis terlihat mondar mandir nyiapin alat-alat. Saya agak santai, kali ini ga ada acara pencet-pencet komedo. Ga lama kemudian sesuatu bergetar di kantong celana. Ada PING disana dari temen, Upik. "Ada acara gak?" Nada-nadanya sih mau ngajakin pergi. "Aku lagi di Ela ini. Gimana?" Seolah lupa sama tujuan awal ngeBBM, dianya malah wawancara soal pricelist di Ela. Padahal tumben-tumbenan ini anak ngajak pergi. Biasanya jadwalnya padet banget kaya bedak compact.

Jadi hari itu saya putusin buat balik lagi perawatan ke dokter setelah cape ganti-ganti merk. Terakhir ke dokter mungkin 2 tahun yang lalu, di salah satu lembaga kesehatan khusus indera milik pemerintah. Waktu itu, seperti biasa saya periksa mata. Papa bilang, "Itu ada spesialis kulit juga ternyata." Karena milik pemerintah, kali aja bisa murah, saya pikir. Beberapa bulan kemudian, saya coba deh perawatan di dokter yang itu. Tapi seperti yang udah-udah, ga pernah bertahan lama karena faktor 'ngantri'. Jadi aja saya balik lagi pake produk bermerk yang dijual bebas di pasaran, belinya lebih cepet dan ga perlu antri lama.

"Udah nyoba dokter mana aja sebelomnya?" tanya dokter di Ela, lupa namanya.
"Banyak dok. Jamilah pernah, natasha, larissa, bkim."
"Lewie pernah?"
"Pernah juga."
"Wow," kata dokter itu sambil mengangkat alis.

Lalu dokter itu nawarin krim-krim dan berbagai jenis facial dan peeling. Saya enggan facial soalnya paling ga betah dipencet-pencet. Akhirnya dokter itu milihin salah satu jenis peeling, krim siang, krim malam, dan serum. Toner? Sabun? Bedak tabur? Nope. Saya masih punya Wardah yang kudu dihabisin.

"Gapapa kan dok pake produk Wardah juga bareng-bareng?"
"Oh gapapa, tenang aja," jawabnya lugas sambil senyum santai, dan tentunya tanpa embel-embel "bagus lagi kalo sepaket" kaya mbak-mbak SPG sotoy beberapa hari lalu. Si dokter juga nganjurin saya buat ga pake lagi bedak compact karena muka saya termasuk sensitif. Mouisturizer oke, tapi concealer nggak. Padahal concealer saya masih terhitung baru. Hmm, baiklah. Untung saya masih punya bedak tabur La Tulipe, belum perlu beli lagi. Sebenernya itu bedak khusus jerawat, tapi katanya sih gpp dipake walo jerawat saya cuma sebutir dua butir di dagu hasil lebaranisasi. "Silakan dilanjut aja kalo cocok," katanya. Okesip.

Selesai peeling, entah sugesti atau bukan, berasa enteng aja muka saya. Ternyata ga sampe hari itu aja. Bahkan saat ngetik tulisan ini, muka saya masih berasa halus. Hihihi (bukan promosi). Mudah-mudahan tahan lama ya sama Si Ela ini, ga cepet putus lagi. #eh

Monday, August 4, 2014

Cara memunculkan lagi komen yang hilang

Baru semalem saya menyadari kalo ternyata kolom komen di blog ini menghilang dengan sangat misteriusnya. Semisterius coklat yang kandas kalo ditaruh di kulkas hihihi. Tadinya saya udah putus asa. Secara blog ini udah beberapa kali bermasalah sama komennya. Kalo dulu masalahnya komen saya ga bisa dibuat threaded mode. Gugling sana sini, ubek-ubek script juga tetep ga bisa. Pasrah deh. Eh pas iseng ganti theme, bisa berubah dengan sendirinya. Oalah, ternyata theme yang saya pake sebelomnya emang ga support threaded comments. Hehehe.

Sekarang masalahnya, komen ilang! Lagi deh, browsing sana sini, ikutin langkah-langkahnya. Saya cek settingan. Ternyata emang bener, setting di komen saya ada di posisi "Hide". Lalu saya ubah ke "Embedded". Caranya? Login dulu ke blogger. Masuk ke blog, lalu Settings > Post and comments > Comment Location. Seperti gambar di bawah :



Beberapa bulan lalu saya sempet ngeprivat blog ini. Baru beberapa hari yang lalu saya publish lagi. Mungkin gara-gara itu lah settingan blog saya berubah dengan sendirinya setelah dipublish lagi. Tapi ternyata ga sampe disitu. Setelah diganti ke Embedded, tetep aja ga muncul itu komen. Rrrrrhh. Saya cobain semua script dari semua tutorial. Teteeepp.. It doesn't work at all, buddieeessss. Why oh whyyy? Pfiuhh.

Setelah saya ubek-ubek, ternyata (lagi-lagi) masalahnya sepele. Kalo settingannya berubah Hide kaya tadi, ternyata otomatis settingan per postingannya juga berubah. Dan walopun udah kita ubah ke Embedded, ga akan mengubah settingan per postingannya. Kecuali kalo kita ubah satu persatu settingan per postingan. Yang kaya apa? Gini nih, cekibrot :


Lihat gambar di atas. Kalo kita ngedit atau ngepost tulisan, di sebelah kanan akan ada Post Settings. Klik Option > Reader Comments. Nah kalo settingannya berubah sendiri jadi Hide kaya tadi, otomatis berubah semua tuh jadi Don't Allow. Jadi kita ganti deh ke Allow satu-satu. Cape? Emang. Hehe. Untung postingan saya masih 25an. Gimana kalo yang udah ratusan? Keriting deh tu tangan. Saran saya, buat yang postingannya udah banyak, jangan sekali-sekali ngeprivat blognya yah kalo ga mau keriting tangannya :')

Oiya, cara di atas berlaku buat yang masalahnya cuma di settingan aja. Kalo masalahnya udah ke script segala macem saya angkat tangan deh, tiarap kalo perlu.

Oke cukup sekian. Semoga membantu :)

Mbak-mbak SPG Itu Ternyata.......

Ternyata sok tau, hehe.

Itulah kenapa saya lebih suka cari tau tentang produk kosmetik di forum-forum, terutama femaledaily.com. Yah walopun cuma silent reader sih. Habis di femaledaily kelasnya high end, mau nimbrung masih malu-malu meong. Referensinya udah cukup kok buat nambah pengetahuan soal kecantikan, khususnya merk-merk kosmetik. Yang namanya customer pastinya lebih jujur waktu sharing pengalaman pake merk tertentu, daripada SPG-SPG sotoy itu. Huh.

Jadi ceritanya saya habis dibuat kesel sama salah seorang SPG di toko kosmetik L****s. Rencana mau beli krim malem Garnier. Udah berdiri di depan counter Garnier, tapi yang nyamperin dari merk lain. Udah nanya panjang lebar dijawabnya, "Pake yang ini aja mba, yang lengkap buat mencerahkan sekaligus perawatan." Katanya sambil menyodorkan produk yang merknya kedengaran asing. Sempet penasaran sih, biasanya kan krim malem buat jerawat sama pencerah dibedakan. Nah, saya cari khusus buat jerawat. Karena lebaran gini jerawat pada nongol gegara makanan-makanan berlemak. Hiks.

Kalo emang iya itu produk bagus, boleh kok saya beli. Tapi yang bikin ragu itu justru si mbak SPG yang kurang meyakinkan penjelasannya. Hahaha. Kaya SPG-SPG lain yang pernah saya temui sebelomnya, pengetahuan tentang produknya masih minim.

"Ini bisa buat nyembuhin jerawat juga?"
"Bisa, mbak."

Padahal saya baca tulisannya menghilangkan flek/bekas jerawat doang. Hihihi. Beda tau mbak, ngilangin bekas jerawat sama nyembuhin jerawat. Ada lagi nih :

"Mbak kalo pake krim malem ini harus pake krim siangnya juga ga?" Saya tanya begini karena dia ga nawarin krim siangnya juga.
"Ya ngga sih mba, tapi kan bagusnya sepaket. Ni juga ada sabunnya." (Fix ya, keluar rumah siang-siang ga pake pelindung gpp gitu? Wow)
"Aku sabunnya pake Wardah gpp ya?"
"Ya gpp. Tapi bagus lagi sepaket." (Ribet amat, boleh ya boleh aja ga usah pake embel-embel)
"Kalo siang-siang keluar rumah ga pake pelindung gpp emangnya?" (karena jawabannya diplomatis, saya tanya lagi)
"Kalo masih ragu, dicoba dulu aja mbak yang krim malamnya. (Jawaban yang ga menjawab, hmpf)
"Jadi gpp nih ga pake krim siangnya?" (Tanya lagi dongs, pelanggan gitu loh)
"Lah biasanya pake apa mbak?" (Muterrr -_-)
"Cuma mouisturizer sama compact powder aja. Wardah." (Yang ini sebenernya saran dari SPGnya Wardah, so much better lah yang ini. Dia bilang kalo kulitnya sensitif ga usah pake macem-macem. Dan emang iya, sebelomnya saya pake BB cream kerasa berat di muka)
"Ooh. Kalo pelembabnya apa? (Hellooooo..mouisturizer sama pelembab masih sodara kandung seibu, sebapak! Wah, sampe sini saya udah yakin ini SPG ngaconya maksimal nih).

Kenapa saya nanya krim siang? Yah, krim malem manapun, apalagi yang mengandung AHA yang fungsinya mencerahkan kulit, PASTI harus pake krim siang yang ada kandungan tabir surya nya. Pasti itu. Makanya kalo emang ada krim malem yang membolehkan penggunanya berpanas ria tanpa tabir surya mah saya beli. Eh, ternyata si embaknya yang ngaco. Hihihi.

SPG yang ini lebih parah daripada salah satu SPG di toko kosmetik yang satu sono, waktu saya cari concealer. Dia melongo waktu saya bilang, "Mbak, ada concealer?" Lalu tanya ke temennya, "Apa sih?" Saya pun kebingungan gimana ngejelasin concealer itu. Istilah dalam bahasa indonesianya juga kayanya ga ada. Untung temennya ga bego-bego amat, langsung ngambilin produk yang saya maksud. Zzz, duh dek..

Okeh, dan saya pun melipir sodara-sodara. "Bentar ya mbak, mau liat yang lain dulu."
"Oh yang lain ga ada, mbak. Yang bisa perawatan cuma yang ini aja."
OYAA? BOKIS BANGET LUUH. EMANG MERK CUMA ITU? (Dalem hati, hehe)

Sedikit menjauh, saya ambil hp di kantong, sekedar ngeBBM dua temen, "Pernah denger merk G***a ga?" Dua-duanya ga tau. Lalu iseng saya gugling berharap ada trit di forum tertentu yang ngebahas ini produk. Atau minimal ada yang ngereview kek di blog. Eh, ga ada sama sekali. Ada juga di forum detik, itu pun cuma promosi hehe. Mungkin merk baru, mungkin..

Masih sibuk gugling, SPG itu nyamperin saya kaya orang nyetop tukang siomay. Tiba-tiba nongol aja gitu, ngagetin somprettt. "Mau nambah yang lain, mbak?" Hah, nambah apaan, beli juga blom, batin saya. Saya mau jalan ke yang lain, ni orang ngintilin mulu kaya wartawan. Udah ngerasa ga nyaman banget deh. Yaudah saya iyain deh tu krim jahanam.

"Ini nanti diambilnya di kasir ya sama sekalian bayarnya."
"Oke," jawab saya.

Dan dia pun berjalan menuju kasir, sedangkan saya berjalan menuju pintu buat cabut segera. Yudadababaaay :D

Sunday, August 3, 2014

Being "The Chosen Ones" With Your Hijab :)

Masih tertegun dengan foto profil BBM salah seorang temen di SMA 5 dulu. Ga usah ditanya lah ini cewe tomboynya kaya apa dulu. Tasnya slempang, rambutnya sebahu dikuncir seadanya, sepatu kets, ah pokonya ga ada tampang-tampang suka dandan. Malah suatu kali dia masuk kelas dengan muka bonyok. Mukanya babak belur gegara jatoh DI DEKET RUMAH. Entahlah gimana ceritanya ini anak bisa jungkir balik di atas aspal. -_-

Then about 1,5 years ago I found her on BBM, with a display picture of hijab in her. Waktu itu dia masih pake skinny jeans, hoodie, ransel, dll. Masih keliat tomboynya. Tapi beberapa hari lalu, dia pasang foto tampilannya yang lebih baru lagi. Guess what! She covered all of her aurat with long and loose hijab! Malah posenya 'cewe banget' hahaha. Saya sempet komen waktu dia baru aja ngerubah DPnya. "Astiniiii pake rokkkk.. :D" Jawabnya, "Udah lamaaaa." "Ohh udah lama toh," jawab saya. "Aku sekarang pake rok..udah feminin wkwkk." "Alhamdulillah Ya Allah hahaha," kata saya. "Wasyeeeeeeeem wkwkwkk," jawabnya.

 
Ini tersangkanya, yang lagi mudik hehe

Cewe yang tomboy itu sekarang hijabnya malah lebih panjang dari saya. 1000x lebih anggun dan lebih mahal tentunya. Hmm..and yes..no doubt that sometimes Allah works in mysterious ways and who are we to question it? Tiga prinsip yang masih saya pegang :
  • Pertama, hidayah itu dicari, bukan kita yang nunggu datangnya hidayah. Seorang muallaf pun dapet hidayah melalui proses yang panjang, karena mereka berfikir dan ga lelah untuk mencari.
  • Kedua, ga ada istilahnya jilbabin hati dulu, baru jilbabin kepala. Humans are no angels. There's no way we make no mistakes, even hijaber. Hanya saja seringkali seorang hijaber 'dituntut' untuk menjadi malaikat. Padahal engga. Hijab dan akhlak adalah dua hal yang berbeda. Hijab itu pakaian wajib semua muslimah, baik yang akhlaknya baik maupun engga. Sedangkan akhlak tergantung pada pribadi masing-masing. Kalo seorang hijaber ngelakuin dosa ya jangan judge hijabnya. Dasar orangnya aja yang emang kurang bagus akhlaknya. Nah, apa artinya orang itu 'ga boleh' pakai hijab karena berdosa? Ya boleh lah :) Nobody's perfect. Kita ga perlu menjadi seorang yang sempurna untuk mengenakan hijab kok. Tapi proses yang katanya 'jilbabin hati dulu' itu alangkah lebih baik diawali dengan jilbab kepala yang lebih mudah dijalani. Bukankah sesuatu yang besar berawal dari sesuatu yang kecil?
  • Ketiga, ga ada istilahnya juga 'belom siap' berhijab. Lalu pertanyaannya, "Siapnya kapan?" Nah lo, bingung kan jawabnya. Sedangkan kematian juga ga nunggu kita siap kok. Atau mau nunggu ajal datang aja? Hihi. Saat orang lain yang jilbabin kita pake kain kafan, untuk pertama dan terakhir kali?
Jadi, sebelum dijilbabin sama orang lain untuk pertama dan terakhir, let's come to think of it girls. NO MORE REWINDING YOUR LIFE. The good things we do wholeheartedly and sincerely always take longer time, but worth way more than we expected. It's Allah's promise. Be proud of your hijab, because it means that you are "The Chosen Ones". So...nice one, Astono a.k.a Astini! ^_^
< >